
Amsterdam - Di era sepakbola modern saat ini, finansial jadi kekuatan penting untuk membangun sebuah tim yang kuat dan solid demi meraih gelar demi gelar. Tapi dinihari tadi Ajax Amsterdam mengajarkan bahwa sepakbola kini tak melulu soal uang.
Ketika klub-klub besar Eropa macam Real Madrid, Manchester City, Paris St Germain, Chelsea, dan Barcelona, berlomba-lomba mendatangkan pemain top dengan gelontoran fulus besar, Ajax coba mempertahankan eksistensi mereka sebagai sebuah klub besar di Belanda dengan cara berbeda.
De Ajacied tetap konsisten dengan yang namanya pembinaan sejak usia dini. Mereka tak pernah henti menelurkan pemain-pemain hebat dari akademi sepakbola mereka yang sejak dulu kala terkenal sebagai "kawah candradimuka" bagi pesepakbola muda Belanda maupun dari seluruh penjuru dunia.
Mulai dari angkatan Johan Cruijff lalu lanjut ke Marco Van Basten kemudian Edwin van Der Sar, Dennis Bergkamp, Edgar Davids, De Boer bersaudara dan Patrick Kluivert lalu diteruskan Ryan Babel, Wesley Sneijder, Rafael van der Vaart, Maarten Stekelenburg, Eljero Elia, Andre Ooijer, John Heitinga dan Nigel de Jong.
Ketika Sneijder, Van der Vaart, De Jong, dan Heitinga pergi, Ajax pun tak kesulitan mencari pemain penggantinya karena mereka sudah punya Thomas Vermaelen, Jan Verthongen, Toby Alderweireld, dan Tom Dem Mul.
Lagi-lagi ketika banyak bintang yang pergi seperti Vermaelen, Vertonghen yang didahului oleh hengkangnya Luis Suarez, Klaas Jan Huntelaar dan Stekelenburg, Ajax pun langsung meroketkan bintang-baru pada diri Siem De Jong, Christian Eriksen, Ricardo van Rhijn dan Tobias Sana.
Ajax pun tahu kalau secara finansial mereka tak mampu bersaing dengan Madrid, City, PSG, Chelsea atau klub top Eropa lainnya, maka pemberdayaan pemain akademi mereka pun diperkuat dan dengan cara itulah mereka mampu tetap berada di papan atas.
Buktinya pun dalam dua musim terakhir klub yang bermarkasa di Amsterdam ArenA itu mampu menjuarai Eredivisie. Dan dinihari tadi, Ajax memperlihatkan kepada sebuah klub kaya bernama City, tentang sebuah hasil pembinaan usia dini dan pembenaran bahwa memang uang tak selalu bisa membeli segalanya.
Ajax yang nilai total pemainnya hanya 4,5 juta poundsterling mampu menang 3-1 atas City yang skuatnya malam itu bernilai lebih dari 200 juta pound! Lukas Moisander, Eriksen dan De Jong bak memberi "tamparan" keras kepada City yang dengan kekuatan uangnya berambisi menguasai Inggris serta Eropa.
"Saya tahu kemampuan kami sendiri. Hari ini kami melihat tim Ajax yang hebat dan kami memainkan sepakbola yang baik dalam beberapa hal. Kami melawan tim top. Ketika Anda adalah juara Inggris, maka Anda adalah tim besar," ujar De Boer seperti dilansir situs resmi UEFA.
"Hari ini kami menunjukkan apa yang ingin kami lakukan. Kredit untuk kami bahwa kami bisa mengalahkan tim Inggris. Kami tampil sangat dominan dan mereka tidak tahu cara mengatasinya," pungkasnya.
Setelah City, kini Ajax serta De Boer sudah ditunggu lawan kuat lainnya di Eredivise akhir pekan ini yang juga adalah rival abadi mereka, Feyenoord.
Posting Komentar